Rina Emilia istri Penyidik KPK Novel Baswedan pada saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Negara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan© Disediakan oleh Kumparan Rina Emilia istri Penyidik KPK Novel Baswedan pada saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Negara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan Sebanyak 57 pegawai KPK yang dinyatakan tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) resmi diberhentikan hari ini, Kamis (30/9). Pemberhentian ini harus dihadapi oleh 57 pegawai usai rekomendasi Komnas HAM dan Ombudsman RI soal TWK tak dipenuhi Pimpinan KPK dan Presiden Jokowi.
Di balik perjuangan 57 pegawai KPK mencari keadilan, ada sosok keluarga yang mendampingi. Tak terkecuali yang dilakukan oleh Rina Emilda, istri dari penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Rina terlihat setia mendampingi sang suami ketika menghadiri acara perpisahan di gedung KPK. Tak hanya itu, Rina pun terus terlihat di samping Novel saat ia berjalan dari gedung merah putih KPK menuju gedung KPK lama di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Membuka orasi dari 57 pegawai yang dipecat, Rina menekankan bahwa tak ada penyesalan sedikit pun dengan apa yang dialami suaminya. Lebih dari itu, Rina justru menjemput Novel dengan bangga.
"Saya di sini bukan untuk menjemput suami saya, saya mendampingi suami saya sejak menjadi polisi hingga ke KPK hingga hari ini 30 September ini. Saya menjemput dengan bangga karena tak ada kode etik yang dilanggar," Rina kepada wartawan di gedung KPK, Kamis (30/9).
57 Pegawai KPK yang tidak lolos TWK meninggalkan gedung KPK. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan© Disediakan oleh Kumparan 57 Pegawai KPK yang tidak lolos TWK meninggalkan gedung KPK. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan Lebih jauh, Rina meyakini ada kejanggalan dalam pelaksanaan TWK pegawai KPK. Ia bahkan menganggap TWK sebagai alat untuk menyingkirkan suaminya dan pegawai KPK lainnya.
"TWK yang sudah jelas dilanggar dan ada kesengajaan untuk menyingkirkan suami saya. Dan saya akan terus mendukung perjuangan di luar gedung KPK ini," kata Rina.
Diketahui, 57 pegawai dinyatakan tak bisa lagi bekerja di KPK karena mereka tak bisa menjadi ASN sesuai mandat UU KPK Nomor 19 Tahun 2019. Para pegawai tersebut di antaranya penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Ambarita Damanik, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo, penyelidik KPK Harun Al-Rasyid, serta puluhan nama lainnya.
© Disediakan oleh Kumparan Komisi antirasuah berdalih mereka tidak dapat menjadi ASN bukan karena aturan perundangan seperti Perkom KPK Nomor 1 Tahun 2021 melainkan karena hasil Asesmen TWK. Menurut KPK, para pegawai telah diberikan kesempatan yang sama meski mereka telah melewati batas usia atau pernah berhenti menjadi ASN.
Hanya saja, keputusan itu menimbulkan polemik mengingat ditemukannya malaadministrasi dan penyalahgunaan wewenang dalam proses TWK oleh Ombudsman RI. Tak hanya itu, Komnas HAM juga menemukan adanya pelanggaran 11 hak para pegawai.
Sikap diam Presiden Jokowi terhadap rekomendasi yang telah diberikan dua lembaga itu pun turut dipertanyakan banyak pihak. Sebab berakibat pada pemberhentian 57 pegawai KPK seperti yang terjadi saat ini.
Indeed, you can be half in} with others just about and in real-time, but there isn't a|there is not any} physical presence or crowding of 메리트카지노 strangers when you play in on-line poker rooms. Online playing is outlined as wagering on casino or sports-type games over the internet. In addition, players' curiosity shall be piqued as on-line playing software program vendors spend extensively on new technology to improve the user experience.
ReplyDelete